BAB 1
PENDAHULUAN
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan atau dalam bahasa perancis disebut entrepreneurship dan kalau diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal. Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif lain.
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut kewirausahawan.
Sejarah kewirausahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Definisi kewirausahawan menurut beberapa para ahli :
Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan- perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Ciri-ciri Wirausaha :
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi.Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko.Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh Kasus
“Enterpreneur” Bukan Hanya berdagang
Palembang, BP
Enterpreneur (Wirausaha.red) bukan hanya berdagang tetapi juga bidang lainnya seperti menciptakan lagu, film dan karya-karya dalam entertaiment. Hal inilah yang diajarkan Komunitas Pacak (Kompak) kepada pelajar dan generasi muda. Setiap manusia di dunia tentunya memiliki bakat dan kemampuan sejak lahir dan inilah yang harus diasah.
“yang kami ajarkan kepada generasi muda bukan hanya berdagang tetapi bagi mereka yang memiliki bakat menciptakan lagu maka bisa bergabung. Bakat melukis dan sebagainya karena enterpreneur itu bukan hanya berdagang tetapi juga potensi untuk lainnya.”kata pendiri Kompak Husyam, dalam acara seminar Enterpreneur di SMK N 1 Palembang. Jumat (15/11).
Menurutnya, komunitas yang didirikan pada 28 Oktober 2013 yang bertepatan dengan hari sumpah pemuda ini bertujuan untuk mengubah mindset masyarakat agar setelah tamat sekolah bisa menciptaka pekerjaan untuk dirinya sendiri dalam segala bidang yang ia mampu. Jadi pihaknya menanamkan minat dan bakat dalam diri agar mau bersaing dengan masyarakat lain dan terjun dalam dunia apapun.
Ia juga mengatakan, membangun mindset agar tidak hanya menjadi pekerja. Sekitar 99 persen anak muda yang tamat sekolah kebingungan setelah tamat sekolah. Komunitas yang didirikan beberapa bulan terakhir ini juga siap melahirkan talenta-talenta muda karena telah memiliki jaringan ratusan perusahaan bukan hanya dibidang perdagangan tetapi juga dibidang seni dan lainnya.
“kami sangat optimistis dengan komunitas ini apalagi kami telah memiliki jaringan dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Sumsel. Bagi anak muda yang hobi musik maka bisa menciptakan lagu, yang suka dunia artis bisa menjadi sineas dan mengembangkan usaha diidang kuliner bagi yang memiliki potensi itu. Para anggota yang bergabung sebelumnya dan memiliki jaringan, “jelasnya.
Satu hal yang paling penting, ialah bukan modal yang dibutuhkan untuk menjadi enterpreneur tetapi ide dan gagasan. Tidak butuh modal, tetapi ide yang didorong dengan keinginan kuat. Jadi ini juga akan mengajarkan para pemuda untuk mengeluarkan produk dahulu seperti mereka yang pandai melukis akan dilihat hasil lukisannya dan jika bagus maka akan dibuat event.
“kita juga memiliki rencana ke depan yaitu membentuk pendidikan regular minimal setiap satu bulan. Dan nonregular sesuai kebutuhan. Kita juga akan melakukan launching Polda, bagi masyarakat yang ingin bergabung bisa langsung datang dan mengisi formulir. Pungkasnya. rio
Penyelesaian Masalah
Dari kasus di atas kita dapat mengambil keputusan dengan cara;
1. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Khusus.
Dalam kasus ini suatu Komunitas Pacak (Kompak) mengajarkan kepada pelajar dan generasi muda. Setiap manusia di dunia tentunya memiliki bakat dan kemampuan sejak lahir dan inilah yang harus diasah. Disini juga bukan hanya berdagang tetapi bagi mereka yang memiliki bakat menciptakan lagu maka bisa bergabung. Bakat melukis dan sebagainya karena enterpreneur itu bukan hanya berdagang tetapi juga potensi untuk lainnya.
2. Mengidentifikasi Persoalan.
Dalam kasus di atas persoalan yang diajarkan kepada generasi muda bukan hanya berdagang tetapi bagi mereka yang memiliki bakat menciptakan lagu maka bisa bergabung. Bakat melukis dan sebagainya karena enterpreneur itu bukan hanya berdagang tetapi juga potensi untuk lainnya.”kata pendiri Kompak Husyam, dalam acara seminar Enterpreneur di SMK N 1 Palembang. Dan mengubah bertujuan untuk mengubah mindset masyarakat agar setelah tamat sekolah bisa menciptaka pekerjaan untuk dirinya sendiri dalam segala bidang yang ia mampu. Jadi pihaknya menanamkan minat dan bakat dalam diri agar mau bersaing dengan masyarakat lain dan terjun dalam dunia apapun.
3. Mengembangkan Alternatif Untuk Penyelesaian Masalah.
Agar Komunitas yang direncanakan ini berhasil dan dapat mengembangkan Inovasi-inovasi atau ide-ide untuk kewirausahaan yaitu :
Yang pertama, seharusnya Ketua pendiri suatu Komunitas itu dapat menyelesaikan Tugas-tugasnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya sehingga menjadikan suatu Komunitas yang sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin mengembangkan bakatnya.
Yang kedua, seharusnya Pemerintah atau Walikota dari kota tersebut juga mendukung dan ikut campur tangan dalam menseleksi bakat-bakat yang dimiliki masyarakat tersebut melalui event-event.
Yang Ketiga, Seharusnya Masyarakat juga bergabung lebih dalam lagi untuk menunjukan bakat yang dimiliki sejak lahir ataupun bakat itu yang dimulai dari hobbi.
4. Mengevaluasi Alternatif.
Pada alternatif yang pertama terdapat dampak negatif dan dampak positif sebagai berikut:
Dampak Positif:
Jika Ketua pendiri itu sendiri menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik atas apa yang telah direncanakan, maka komunitas itu akan berjalan dengan lancar juga dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dampak Negatif.
Sebaliknya jika ketua pendiri dari komunitas itu tidak melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakannya maka ini akan menjadi sia-sia dan merugikan satu sama lain.
Pada alternatif kedua juga terdapat beberapa dampak positif dan dampak negatif:
Dampak Positif.
Jika Pemerintah/walikota dari kota itu sendiri ikut campur tangan dalam meseleksi bakat yang dimiliki masyarakat, maka masyarakat itu akan bersemangat untuk bergabung dan mengembangkan bakat mereka dengan adanya dukungan dari pihak atasan.
Dampak negatif.
Jika tidak adanya campur tangan dari pihak Pemerintah/walikota dari komunitas itu maka masyarakat akan berfikiran itu Cuma suatu hal yang menyia-yiakan waktu mereka yang padahal komunitas itu sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki bakat.
Pada alternatif ketiga juga terdapat beberapa dampak positif dan dampak negatif:
Dampak Positif.
Jika Masyarakat yang bergabung di Komunitas ini mereka akan mengetahui Bakatnya bahkan dapat mengembangkannya untuk menjadi wirausahawan yang menghasilkan.
Dampak Negatif.
Jika masyarakat tidak bergabung dikomunitas ini maka suatu hal yang seharusnya menghasilkan maka akan terjadinya kerugian baginya sendiri untuk dapat mengembangkan jiwa kewirausahaannya memalui komunitas ini.
5. Memilih Alternatif dan Alasan.
Untuk keputusan alternatif saya lebih memilih alternatif yang kedua yaitu seharusnya Pemerintah atau Walikota dari kota tersebut juga mendukung dan ikut campur tangan dalam menseleksi bakat-bakat yang dimiliki masyarakat tersebut melalui event-event. Sehingga masyarakat itu sendiri lebih meyakini bahwa komunitas ini sangat bermutu dan bermanfaat bagi mereka yang memiliki bakat terpendam untuk menjadi wirausahawan. Dengan adanya dukungan dari pihak Pemerintah/Walikota.
6. Melaksanakan Keputusan.
Untuk memulai melaksanakan keputusan, perusahaan dapat memulai dengan memilih sumber daya manusia(SDA) dalam Komunitas tersebut yang dipercaya untuk menjadi meseleksi atau memantau semua masyarakat yang ingin mengembangkan bakatnya sehingga bakat tersebut dapat dijadikan wirausaha untuk mereka sendiri.
7. Pengendalian dan evaluasi.
Evaluasi strategi harus mempertanyakan harapan dan asumsi manjerial, harus memicu tinjauan sasaran dan nilai dan harus merangsang kreativitas dalam menghasilkan alternatif dan memformulasikan kreteria evaluasi.
Evaluasi strategi harus dilakasnakan secara berkelanjutan, bukannya diakhir periode waktu tertentu atau hanya pada saat awal komunitas ini didirikan namun seterusnya dan mengembangkannya lebih jauh lagi sehingga menjadi komunitas yang sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin mengembangkan bakatnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Adapun kewirausahaan memiliki Tahap-tahap yaitu: Tahap memulai, Tahap melaksanakan usaha, Tahap mempertahankan usaha, dan Tahap mengembangkan usaha. Serta Kewirausahawan juga memiliki peranan diantaranya, mengurangi pengangguran, membangun perekonomian, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Selain itu kewirausahawan juga memiliki ciri-ciri diantaranya Berpikir teliti, inovatif dan kreatif, Berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri, Berorientasi ke depan, Mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun, tidak mudah menyerah, Jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian.
Dalam komunitas ini mereka mengajarkan bahwa “ Enterpreneur bukan hanya berdagang” melainkan kita bisa mengembangkan mindset(Pola Pikir) kita dengan cara menginovasikan suatu ide-ide yang kreatif, serta untuk mengubah mindset masyarakat agar setelah tamat sekolah bisa menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri dalam segala bidang yang ia mampu dan menjadikannya suatu usaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk sendirinya bahkan untuk orang lain, Jadi pihaknya menanamkan minat dan bakat dalam diri agar mau bersaing dengan masyarakat lain dan terjun dalam dunia apapun.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Definisi Kewirausahawan (2013.) Definisi Kewirausahawan
www.revolsirait.com. Diakses pada 29 November 2013
Nazza Anggun (2013). Kewirausahawan
www.anggunazza.wordpress.com. Diakses pada 29 November 2013
Berita Pagi. 16 November 2013. “Entrepreneur, Bukan Hanya berdagang”, hal. 23
http://alisawahyuninggar.blogspot.com
BalasHapusjoin this site balik mbak ..