Informasi Tentang Perusahaan
Sejarah Unilever
PT.Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan produk-produk kosmetik.
Merek-merek perawatan pribadi telah dikenal dan diakui di seluruh dunia. Produk-produk tersebut membantu para konsumen menjadi tampak sehat dan merasa sehat dan mendapatkan nilai lebih dalam hidup ini. Produk tersebut yaitu Axe, Citra, Pepsodent, Lifebuoy, Clear, Lux, Ponds, Rexona, Sunsilk, Rinso, Sunlight, Bango, Blue band, Royco, Sari Wangi, Taro, Walls.
PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A. H. Van Ophuijsen, Di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal Van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad Van Justitice di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever.
Yayasan Unilever Indonesia Peduli
Unilever Indonesia membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli (UPF) pada tanggal 27 November 2000 sebagai langkah penting dari perwujudan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan untuk berkembang bersama masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. Perusahaan berupaya untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian kualitas hidup yang lebih baik. Perusahaan membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli dengan tujuan menjadi perwujudan utama CSR. Pendirian yayasan ini adalah langkah nyata untuk menuju pertumbuhan bersama dengan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
Setiap inisiatif CSR dibangun dengan pemikiran dasar yang komprehensif. perusahaan berupaya dari hal kecil untuk menjaga efektivitas pengembangan inisiatif. Setelah itu, segera mereplikasi atau mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai, agar dampak sosial inisiatif yang bersangkutan menjadi lebih besar. Perusahaan secara aktif mencari masukan, usulan dan komentar dari para stakeholder, terutama dari kalangan masyarakat yang menjadi sasaran. Hasilnya adalah kontribusi perusahaan yang lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Yayasan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan inisiatif masyarakat. Yayasan juga memberi peluang bagi untuk saling berbagi pengetahuan antar program dan inisiatif, yang dikembangkan oleh berbagai brand Unilever di berbagai daerah. Dengan selalu mengupayakan berbagi sumber daya, yayasan dapat memberikan kontribusi yang lebih.
Program Yang Dilakukan
Alasan Dilakukan
Alasan PT. Unilever Indonesia Tbk melakukan program CSR (Corporate Social Responsibility) atau lebih dikenal dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebagai bentuk tanggung jawab yang tinggi terhadap masyarakat, secara berkelanjutan tidak hanya program korporasi tetapi juga pada brand yang merupakan produk rumah tangga. Sukses Unilever tidak dapat diraih tanpa kepercayaan masyarakat.
Melalui berbagai Program CSR juga, PT. Unilever Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat memperhatikan dan sangat perduli terhadap kesehatan serta kebersihan masyarakat Indonesia.
Tujuan Dilaksanakannya
1) Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.
2) Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.
3) Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.
Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Jenis Program
Pelaksanaan CSR PT.Unilever Indonesia dinaungi oleh Yayasan Unilever Peduli, yang berada di bawah direktur Human Resources and Corporate Relations. Misi dari Yayasan Unilever Indonesia Peduli adalah menggali dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, memadukan kekuatan para mitra dan menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan. Dalam pelaksanaannya, Yayasan Unilever Peduli memfokuskan pada program-program yang sesuai dengan visi dan misi serta prinsip bisnis perusahaan. Serta program tersebut selalu melibatkan dan bertujuan pada masyarakat (Community Engagement).
1. Program Lingkungan (Environment Program)
Pada tanggal 31 Maret 2008, PT. Unilever Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia bersama mitra stratergisnya diantaranya Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta (BPLHD) melaksanakan program Jakarta Green and Clean (JGC) di tahun 2008, ini sebagai salah satu bentuk kegiatan CSR.
Unilever Green and Clean yang telah dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia, sampai saat ini program tersebut sudah dilaksanakan Di Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Banjarmasin, dan Makassar. Jakarta Green Office dengan sasaran para karyawan di perusahaan-perusahaan Jakarta dan Jakarta Green and School dengan target pelajar SMP yang ada di Jakarta.
Gerakan Jakarta Green and cleen (JGC) ini salah satunya adalah mengelola sampah menjadi komoditi yang lebih produktif, misalnya sampah basah yang dahulu tidak berguna dapat diolah menjadi kompos yang dapat digunakan sendiri atau dapat dijual, sampah kering dapat diolah menjadi barang kerajinan. Melalui program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk mengelola sampah dengan baik, tidak hanya terkait dengan aspek lingkungan saja tetapi dapat mengangkat ekonomi masyarakat kecil.
Di dalam program JGC, selain program lingkungan, PT Unilever Indonesia Tbk juga mengajarkan kepada masyarakat Pasar Minggu agar bisa menjadi seorang entrepreuner, yaitu mengajarkan kepada masyarakat cara mengolah limbah dengan baik dan bisa berguna bagi masyarakat. Perusahaan bermaksud agar masyarakat bisa menjadi warga yang mandiri, tidak bergantung kepada perusahaan, dan agar bisa terus menjalin hubungan dengan masyarakat. Pengertian program daur ulang tersebut adalah program di mana mendaur ulang bahan-bahan yang sudah tidak bisa terpakai menjadi barang berguna bagi masyarakat.
JGC mengelola isu yang sangat strategis, salah satu yang penting sebagai sasaran JGC adalah membangun resourches dan memberdayakannya, mulai dari pemberdayaan individu volunteers sebagai fasilitator, pemberdayaan komunitas, sampai pemberdayaan seluruh stake holders. JGC dapat dijadikan model yang siap untuk direplika sebagai ikon baru pemberdayaan lingkungan hidup yang berbasis volunteer dan komunitas. JGC bisa menjadi sumber inspirasi dan solusi tuntas pemberdayaan bangsa. Sebab bangsa dengan lingkungan hidup yang rusak berarti kehancuran bangsa itu sendiri.
2. Pengembangan Usaha Kecil Menengah melalui program Pemberdayaan Petani Kedele Hitam.
Sejak tahun 2000, perusahaan menjalin kerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta untuk mengembangkan suatu program dengan mengajak para petani local memproduksi kedele hitam berkualitas. Adapun kedele hitam merupakan salah satu bahan baku dari produk Unilever yaitu Kecap Bango.
3. Program Kesehatan
Unilever melakukan praktik CSR dalam bidang kesehatan melalui Program Promosi Kesehatan Terpadu (Integrated Health Promotion Program/ IHPP). Program ini merupakan inisiatif Unilever untuk menyatukan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak secara terpisah agar bersinergi. Dalam praktiknya, perusahaan menerapkan pendekatan integrative yang lebih menyeluruh sehingga memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat.
Di dalam program kesehatan, Unilever juga mengadakan CSR yang mewakili brand dari Unilever sendiri, antara lain:
• Kampanye cuci tangan dengan sabun (Lifeboy):
Disini anak – anak dan orang tua membiasakan cuci tangan setelah melakukan aktivitas yang memungkinkan terjangkitnya bakteri tumbuh di tangan.
• Program edukasi kesehatan gigi dan mulut (Pepsodent):
Disini anak – anak diajarkan untuk menggosok gigi yang baik dengan teratur supaya tidak terjangkit kuman yang bersela di gigi. Pepsodent juga mengunjungi daerah terpencil yang kurangnya pengetahuan tentang pembersihan gigi yang baik.
4. Program Bantuan Kemanusiaan (Humanitarian Aid Program)
Unilever berupaya menjadi perusahaan terpercaya, sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat untuk memenuhi tanggung jawab di etmpat beroperasinya perusahaan. Secara aktif, perusahaan berkolaborasi dengan berbagai organisasi dengan bertujuan untuk menjangkau lebih banyak daerah dan korban bencana. Unilever menjadi anggota forum antar organisasi seperti Indonesia Peduli, Peduli Bengkulu dan Berbagi Untuk Indonesia, beberapa program kemanusiaan yang dilakukan Unilever yaitu: Can Do Aceh, Can Do Yogyakarta, Can Do Jakarta dan Can Do Bengkulu.
Pendanaan
PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mempunyai program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Dalam setiap kegiatan CSR perusahaan harus memerhatikan faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas program CSR. Program CSR pada PT Unilever Indonesia Tbk dijalankan oleh bagian Yayasan Unilever Indonesia yang masing-masing bagian memiliki beberapa program khusus.
Efektivitas perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh adanya data-data program CSR dan data-data nonprogram CSR yang memungkinkan manjemen memperoleh informasi dan sebagai bahan analisis guna pengambilan keputusan selanjutnya dan menjadi ukuran untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan. Biaya yang digunakan untuk program CSR rata-rata setiap perusahaan itu adalah sebesar 2% dari keuntungan bersih
perusahaan. Makin tinggi tingkat keuntungan bersih sebuah perusahaan maka makin tinggi pula dana yang dikeluarkan perusahaan untuk program CSR.
Tanggapan terhadap Kegiatan yang Ada
Apakah efektif
Mengenai ke-efektivitasan program CSR yang dilakukan pihak Unilever. Unilever dinilai sukses dalam menjalankannya, ini terlihat dari partisipasi masyarakat yang mengikuti beberapa program CSR yang diselenggarakan oleh Unilever. Seperti Jakarta Green and Clean, masyarakat antusias ingin tahu tentang tata cara mengelola sampah yang baik, dari membedakan mana sampah yang lembab dan basah serta keingin tahuan masyarakat yang ingin tahu cara pendaur ulangan sampah supaya tidak mencemari lingkungan sekitar.
Kelebihan dan Kekurangan Program
Melalui berbagai Program CSR yang telah dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat memperhatikan dan sangat perduli terhadap kesehatan serta kebersihan masyarakat Indonesia. Terbukti dengan suksesnya program JGC yang telah dibuat sejak tahun 2008 hingga kini program tersebut sangat membantu masyarakat dalam mengelola lingkungan sehat dan bersih, serta penanggulangan sampah dimana sampah merupakan masalah yang tak kunjung berakhir. Namun PT Unilever mampu membuat program yang dapat menanggulanginya. Tak hanya penangulangan sampah dengan diadakannya program tersebut terciptanya tali silaturrahmi antar warga serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Diharapkan program ini bisa terus berlanjut bahkan lebih baik lagi. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap PT Unilever semakin tinggi.
Masyarakat menilai bahwa PT Unilever Indonesia Tbk peduli terhadap lingkungan, tanggung jawab sosial, dan kesejahteraan masyarakat sebesar 55%, 37% masyarakat menilai baik, dan 8% sangat membantu. Brand image PT Unilever Indonesia Tbk meningkat. Melalui hal ini masyarakat lebih mengenal perusahaan.
Namun, Program CSR yang dilakukan Unilever relatif jarang. Seperti JGC misalnya, program ini dilakukan beberapa tahun saja, kalaupun di beberapa kota, itu hanya beberapa kota – kota terbesar di Indonesia, tidak sampai pelosok Indonesia yang memang harus diperhatikan kebersihannya dan wawasan mengenai pendaur ulangan sampah. Program CSR yang di lakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia belum maksimal dan harapan masyarakat yang paling terbesar yaitu peningkatan program secara kualitatif dan kuantitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar